Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahlan wa sahlan di dunia 'Baru Belajar'
love

Tuesday, October 14, 2014

TIPS SAAT TA'LIM


Bismillah,
Berawal dari pertanyaan yang sudah sangat lama dari salah seorang penanya pada tulisan yang berjudul Mewaspadai Para Da’iPenyesat Umat, saya putuskan untuk memposting jawaban saya di judul tersendiri. 
Pertanyaannya adalah: "Bismillah. Mau tanya/minta tips, bagaimana cara Anda mencatat faidah selama kajian? Apa mencatat faidah-faidahnya saja atau men'transkip' ucapan ustadz? Artinya hampir semua ucapan ustadz Anda catat semua termasuk tanya-jawabnya? Jazaakillahu khoyron bersedia berbagi tips belajar. "
Jawaban (yang telah dilengkapi): Sebenarnya ini bukan tips karena hal-hal berikut sudah sepantasnya harus dilakukan oleh siapapun ketika akan dan sedang ta’lim:
1. Bismillah, luruskan niat semata-mata mengharap wajah Allah dan untuk mengangkat kebodohan.
Rugi kalau berangkat ta’lim hanya untuk setor muka, tidak enak dengan ikhwah karena sering ditanya kenapa jarang berangkat, hanya untuk dianggap sebagai orang yang rajin ta’lim, hanya untuk kopdar dengan ikhwah atau ummahat/akhowat, ada urusan bisnis, atau mungkin cari muka di depan ustadz/ustadzah. Rugi kalau berangkat ta’lim karena khawatir jika tidak berangkat maka akan dicap ‘malas’ ta’lim, tidak semangat ngaji, atau berbagai tendensi duniawi lain. Wal iyadzubillah.
Buang jauh-jauh pikiran yang semacam itu, segera tepis dan kembalikan niat ikhlas karena Allah. Menuntut ilmu itu ibadah jadi hanya boleh diperuntukkan untuk Allah. Hati-hati terjatuh ke dalam kesyirikan jika kita memperuntukkan ibadah kita untuk selain Allah.
2. Siapkan kitab dan alat tulis (pena dan buku catatan)
Jangan sampai terlupa membawa karena kalau tidak, di sana nanti harus mencari pinjaman, ya kalau langsung dapat, kalau tidak? Bukan kita saja yang ribet tetapi orang lain juga bisa jadi merasa terganggu. Dan tentu saja hati kita menjadi tidak tenang seandainya tidak membawa pulpen atau alat tulis lain, perasaan kalang-kabut ketika ta’lim sudah dimulai sementara belum ada pulpen di genggaman. Padahal salah satu faktor agar ilmu masuk ke otak dengan mudah adalah pikiran dan jiwa yang tenang sehingga kita bisa fokus dan konsentrasi dengan baik.
3. On time

Usahakan berangkat awal sehingga bisa tiba di tempat ta’lim beberapa saat sebelum ta'lim dimulai, setidaknya tepat waktu. Jangan terlambat karena kalau terlambat rugi yang didapat, jadi ketinggalan beberapa faidah sehingga semangat untuk menyimak dan mencatatnya jadi berkurang. Apalagi kalau yang mengisi ustadz yang tipenya semua apa yang diucapkan adalah penting, jangan sampai terlambat. Dikira-kira seberapa jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat ta’lim, butuh berapa lama untuk menjangkaunya dengan mempertimbangkan hal lain seperti misalnya jika jalanan ramai, kondisi kendaraan tidak prima, dsb. Jika sampai terlambat, tentu hati kita pun tidak tenang, grusah-grusuh alih-alih bisa-bisa pikiran menjadi buyar, susah konsentrasi sehingga berdampak sulitnya memahami materi yang diajarkan.
4. Duduk di barisan depan

Setiba di tempat ta’lim segera ambil posisi strategis, berlomba-lomba duduk di barisan depan, duduk senyaman mungkin dengan tetap memperhatikan adab dalam majelis seperti tidak duduk selonjor, bersandar, atau memegang kedua lutut di depan dada. Duduklah bersila menghadap ustadz (bagi yang ikhwan) dan menghadap ke depan (bagi yang akhowat). Kalau menghadap ke kiri-kanan pasti nanti malah jadi ngobrol dengan teman sebelahnya. Keluarkan kitab dan letakkan alat tulis di dekat kita yang mudah dijangkau oleh tangan. Sesekali boleh mengubah posisi duduk jikalau sudah merasa tidak nyaman/kesemutan seperti duduk tawaruk. Namun, jika ta’lim belum dimulai bolehlah bertegur sapa dengan yang hadir di sana.
Tips khusus pada point ke-4: Usahakan jangan duduk di dekat ikhwah/ummahat yang membawa anak kecil/bayi/balita, hehe, karena dapat mengurangi konsentrasi, entah karena kita sendiri yang tergoda untuk menggoda anak kecil maupun mungkin anak kecil itu yang membuat keributan. Jika sebelah kita ada anak kecil, kita jadi tidak konsen mencatat ta’lim, yang ada kita malah mengajak main anak kecil itu atau bahkan menggendong bayinya atau mungkin tidak bisa mendengar suara ustadz dengan jelas jika anak kecil tersebut menangis atau gaduh. Duduklah di deretan para lajang/sebaya. Biasanya mereka sudah paham sendiri bahwa yang membawa anak duduknya di deretan belakang.
5. Fokus

Ketika ustadz sudah memulai kajiannya, hentikan pembicaraan,tutup mulut rapat-rapat dan buka telinga lebar-lebar, siapkan hati dan pikiran, siap mencatat segala apa yang diucapkan oleh ustadz. Bicara apabila memang perlu dan mendesak saja. Urusan lain masih bisa ditunda setelah ta'lim selesai.

Tips khusus point ke-5:
Untuk point ke-5 ini sebenarnya suka-suka Anda mau bagaimana, apakah mencatat point-point penting saja dengan kalimat sendiri/meringkas perkataan ustadz, faidahnya saja, ataukah mencatat seluruh perkataan ustadz kata perkata. Sebisa dan semampu Anda saja, tetapi kalau saya lebih senang mentranskrip ucapan ustadz kata perkata termasuk tanya jawabnya. 
Terlebih jika itu dauroh tematik, baiknya ya ditranskrip karena biasanya sudah terstruktur juga apa yang akan disampaikan oleh ustadz. Tetapi kalau ta'lim rutin, lihat-lihat siapa ustadznya. Kan ada ustadz yang tipenya santai yang tidak hanya sekedar menjelaskan matan kitab saja tapi juga menyelipkan hal-hal lain yang mungkin tidak terlalu penting (mungkin diselingi candaan), atau membahas masalah lain di luar pokok bahasan, atau pada bagian itu Anda merasa tidak perlu untuk mencatatnya karena pada pertemuan sebelumnya sudah disampaikan yang kemudian diulangi lagi, silakan mau dicatat atau tidak. Namun, apabila ustadznya tipenya semua apa yang diucapkan adalah penting yaitu menerjemahkan matan dan syarh kitab, menggunakan point-point kemudian masih memberikan penjelasan tambahan yang dikutip dari kitab lain atau perkataan ulama lain yang tidak ada di kitab yang sedang dibahas, maka sebisa mungkin dicatat semua. Dengan menulis lengkap ucapan ustadz apa adanya, akan memudahkan kita saat membaca ulang catatan kita, atau jika mungkin suatu saat buku catatan kita dipinjam oleh teman, dia tidak kesulitan untuk memahami faidah dari ustadz walaupun hanya dengan membaca apa yang kita tulis di buku catatan.

Dulu saya sendiri sering mengalami kesulitan jika menyimak sambil membawa kitab gundulnya karena jika membawa kitab, timbul 4 keinginan yaitu mendengarkan bacaan ustadz, memberi harakat, memberi arti jika ada kosa kata Arab baru pada kitabnya, dan mencatat penjelasan tambahan dari ustadz. Nah kalau begini kan jadi terhambat untuk mentranskrip seluruh ucapan ustadz. Ini bagi saya, lain halnya dengan yang sudah mahir bahasa Arab atau yang sudah terbiasa begitu. Ada dua hal yang tidak bisa dilakukan bersamaan yaitu menambahkan arti pada kata-kata baru dalam kitab dan mencatat penjelasan ustadz. Artinya jika dia memilih untuk menuliskan arti di kitab, maka ia akan terhambat dari mencatat penjelasan ustadz secara lengkap. Sebaliknya, jika dia memilih untuk mencatat seluruh perkataan ustadz, maka dia terhambat dari menuliskan terjemahan kata-kata baru pada kitabnya.
Namun seiring berjalannya waktu, belajar dari pengalaman maka cara berikut bisa dijadikan sebagai pilihan. Jadi, ketika mendengarkan ta’lim secara langsung cobalah konsentrasikan mendengarkan bacaan ustadz dengan melihat kitab sambil memberi harakat pada kata-kata baru kemudian segera mencatat penjelasan ustadz di buku catatan. Adapun menuliskan arti pada kitab bisa dilakukan ketika memuroja’ah/mengulang pelajaran ketika di rumah. Cara ini bisa meminimalkan terlewatnya faidah dari ustadz. Namun, perlu diingat bahwa hal ini hendaknya dilakukan pada hari yang sama karena jika ditunda-tunda, maka bisa jadi beberapa istilah sudah terlupakan artinya. Namun jika catatan kita lengkap, kita masih bisa mengira-ngira artinya dengan cara mencocokkan dengan catatan atau lebih selamatnya silakan membuka kamus bahasa Arab. Apabila kita memilki alat perekam, maka akan sangat membantu tetapi jangan sampai menjadikan kita terlena dan bersantai-santai dengan adanya alat perekam.

Allahu a'lam. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi para penunutut 'ilmu syar'i.


read more - TIPS SAAT TA'LIM