Bismillah
Adakah di
antara kalian yang suka memandang langit di malam hari? Tiduran
beberapa saat di atas rumput di lapangan terbuka dengan pandangan
mengarah ke langit, atau mengintip di balik jendela kamar, ataupun
hanya menerawang sekilas melalui bagian atap rumah yang terbuat dari
kaca. Atau saat terbangun di malam hari, sebelum mengambil air wudhu
terlebih dahulu menengok ke langit. Hanya sekedar ingin tahu ada apa
di atas sana.
1. Demi langit dan yang datang pada malam hari.2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? 3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus. (QS. At-Thaariq 1-3)
Bintang-bintang
akan nampak paling indah saat tak ada bulan. Kenapa? Karena jika ada
bulan, sinar bintang terkalahkan oleh cahaya bulan (terlebih jika
purnama) sehingga yang nampak hanya sedikit atau malah kita tidak
bisa melihatnya. Meskipun, terkadang mereka terlihat berdua seperti
yang terlihat pada setiap pertengahan bulan. Dahulu bintang digunakan manusia untuk menentukan arah yang tidak ia
ketahui di darat dan di lautan, pun hingga sekarang. Maha Suci Allah yang telah menciptakan
segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Merupakan
kebahagiaan tersendiri ketika melihat ada banyak bintang di gelapnya
langit malam. Ada perasaan tenang yang timbul saat memandanginya.
Jauh tinggi di sana, tampak bersinar, kerlap-kerlip, subhanallah,
indah sekali. Walaupun di langit Jogja bintang yang terlihat tak
sebanyak yang bisa dilihat di desa kelahiranku karena tersamarkan
oleh terangnya lampu-lampu kota. Namun, ini sudah cukup membuat
tersenyum bahagia bagi yang memandangnya. (agaksedikitlebay.com ^^) Apa kalian menganggap
ini adalah kebiasaan yang aneh? Tak apa, tetapi sungguh hal ini
sangat menyenangkan ^^. Setidaknya bisa dijadikan sebagai renungan
betapa indah dan tertatanya alam ini sudah pasti ada yang mencipta
dan mengaturnya, yang tidak lain adalah Allah jalla wa’ala (tauhid
rububiyyah).
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy [1]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al A’raaf: 54)
Nah,
setelah kita mengetahui bahwa Allah merupakan Pencipta, Pemilik,
Pengatur, dan Dzat yang mewujudkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada,
serta Allah-lah yang memberi rizki kepada makhluk-Nya, maka sudah
sepantasnyalah (baca: wajib) untuk kita beribadah hanya kepada-Nya. Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi (tauhid
uluhiyyah).[2]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika kalian memang beribadah kepada-Nya. (QS. Fushilat: 37)
[1]
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita
imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.
[2] “Tashil
Al Ushulu Ats Tsalatsah’
yang ditulis oleh As Syaikh Muhammad At Thoyyib Al Anshori,
diterjemahkan oleh Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai ke dalam Bahasa
Indonesia “Cara Mudah
Memahami Al Ushulu Tsalatsah”
penerbit Darul Ilmi, Yogyakarta.
Allohu
a‘lam.
'Wa laqad zayyannas samaa-ad dunya bimashaabiha wa ja'alnaha rujuman lisy-syayaathiin . .'
ReplyDeleteSesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan. (QS. Al Mulk: 5)
Deletehe, Ummu Ahmad.... -)